Senin, 13 Desember 2010

Magang Tralalalalala Trilililili

Umph,, magang yaaa,, akhirnya setelah sekian lama luntang lantung gak jelas,, saya mendapat kesempatan magang yang berbeda dari teman-teman saya :D

Awalnya gak percaya dapet kesempatan ini karena begitu banyak kendala, dari hal yang kecil hingga yang besar, dari diri sendiri hingga urusan kampus, semuanya bercampur jadi satu. But now,, here i am, in malaysia, yang punya slogan pariwisata "Truly Asia".

Saya ini gak bisa dibilang anak yang mandiri banget,, kadang-kadang manjanya keterlaluan, termasuk dalam hal ini. Awalnya excited banget waktu tau akan magang di malaysia, tapi udah mau berangkat menuju bandara sempet berubah pikiran mau pulang aja, mau cari tempat magang di indonesia aja. Saya memang tidak sendiri, bersama Valen dan Monik, dua teman seperjuangan di kelas PR, kami berangkat menuju Malaysia dengan membawa sejuta, entahlah kenangan, keceriaan, ketakutan, dan sebagainya.

Setibanya kami di negeri tetangga ini, kami dijemput oleh supir perusahaan yang baik hati, dia bernama Pak Rusli. Beliau tidak hanya mengantarkan kami menuju apartment kami, tapi juga menunjukkan jalan pintas menuju kantor dari tempat kami tinggal. Jadi, setiap hari kami ke kantor cukup berjalan kaki.

--lanjut ke part berikut ya,, mood untuk menulis tiba-tiba terhenti begitu saja--

Selasa, 08 Juni 2010

Uniquely Singapore .2.

Inilah pasukan berjalan yang mengitari Singapura, yang katanya lebih kecil daripada Jakarta, tapi berasa banget kaki mau copot. Di jakarta keliling pakai mobil, kalau di Singapura, keliling harus mandiri, alias pakai kaki sendiri. But, it's so fun, guys :) gak perlu ke tempat fitness lagi,, hehehe...

Uniquely Singapore

Uniquely Universal Studio Singapore :)


Rabu, 19 Mei 2010

My Dear, My Lovely House

My House, My Kingdom, My Memories


Rumah tidak hanya sekedar tempat berteduh. Rumah adalah tempat di mana kehangatan sebuah keluarga dapat dirasakan. Tempat di mana kita dapat berbagi suka duka. Rumah tak akan pernah bosan mendengar keluh kesah kita saat seorang diri. Rumah tak akan pernah bosan menampung kita, para penghuninya. Tak salah rasanya, jika tercipta ungkapan rumahku, istanaku.
Berpisah dengan rumah yang sudah ditempati selama berpuluh-puluh tahun, tentu saja bukan hal yang mudah. Bukan sekedar masalah membereskan rumah, bukan sekedar memilah-milah yang mana yang harus dibawa pergi dan yang mana yang harus dipensiunkan, tapi lebih dari pada itu, kenangan. Sejuta kenangan terindah yang tercipta tak akan bisa digantikan oleh apapun.

Kenangan bersama Papa.
Kenangan bersama Oma.
Kenangan saat bermain bersama.
Kenangan saat merayakan Imlek bersama.
Kenangan saat "jurit malam".
Kenangan saat nakal bersama.
Kenangan saat bersenda gurau bersama.
Kenangan saat teman-teman saya berkunjung.
Kenangan saat teman-teman menginap.
Kenangan saat begadang.
Kenangan saat rumah dijadikan base camp.
Kenangan saat BBQ-an.
Kenangan saat ngerjain tugas.

Terima kasih karena sudah menemani ku selama lebih dari 20 tahun. Kini, tiba saatnya kita di penghujung perpisahan. Kenangan ini akan selalu terukir di lubuk hati yang terdalam. Kami tak akan melupakanmu. Terima kasih sudah memberikan sejuta kenangan yang terindah. Selamat tinggal my dear, my lovely house. Kita pasti dapat berjumpa lagi di lain kesempatan.Tak ada salahnya jika kini aku berkata my house, my kingdom, my memories.

Minggu, 16 Mei 2010

Sarapnya Renard -Part xxx-

Jika sebelumnya Renard membuat "kerusuhan" sepanjang film IP Man 2, kali ini lebih rusuh lagi. Kalau tadi kami menonton di Mal Taman Anggrek, kali ini kami berpindah tempat ke Senayan City untuk menonton Robin Hood. Ternyata setelah melihat jadwal dan kepadetan bioskop, kami memutuskan untuk menonton yang midnite. Alhasil kami harus menunggu selama kurang lebih tiga jam. Kami memutuskan untuk duduk di foodcourt dan mengisi perut kami karena sudah tiba juga waktu makan malam. Setelah mencari tempat duduk, muter-muter, sampai kami terpisah, akhirnya kami mendapatkan tempat yang pas. Efek muter-muter cari tempat duduk, bikin kami pusing buat milih makanan *alesan aja, padahal karena gak punya duit, hahaha* Setelah sepersekian menit berkutik dengan HP masing-masing, kami memutuskan untuk bergerak. Saya ke Pepper Lunch. Dewi dan Renard membeli dim sum. Kami menghabiskan makanan kami sambil mengobrol dan bersenda gurau. Hingga akhirnya ...

R : masih pada sanggup gak ngemil?

Saya dan Dewi saling menatap.

D : umph, dikit mah masih, ngemil kan?!
W : emang mau beli apa??
R : pokokny ngemil masih bisa kan?!

Renard pun ngeloyor pergi. Tik Tok Tik Tok, cukup lama gak balik-balik. Sampai dia datang dan membawa nampan yang penuh berisi 2 porsi pangsit goreng Bakmi GM @10 buah. Saya dan Dewi "terkagum-kagum".

W : woiii, ini mah bukan ngemil! parah banget dah!
D : siapa yang mau ngabisin dah?! gw sih gak sanggup!
W : ini anak emang sarap ya,, ckckck...

Mau tidak mau, kami bertiga harus menghabiskan makanan. Mubazir kalau sampe dibuang gitu aja. Akhirnya kami mencoba membagi rata 20 pangsit tersebut. Dan ada lebih dua. Harusnya sih Renard yang menghabiskan. Tapi ini malah dikasih ke saya dan Dewi, benar-benar tidak bertanggung jawab dia. Alhasil, habis juga 20 pangsit. Gak lagi-lagi deh Si Renard beliin "cemilan", itu mah namanya makan berat!
Kemudian kami beranjak menuju bioskop. Sesaat sebelum masuk theathernya, saya dan Dewi ke toilet dahulu. Saat kami keluar, Renard sudah berada di depan XXI Cafe. Tebak apa yang dia beli?! Tiga botol Aqua dan 1 Popcorn ukuran yang paling besar! Ya Tuhan, cobaan apalagi ini?! Kurang puas apa dia memberi saya dan Dewi 20 pangsit, rasany belum turun, udah hharus dijejelin sama popcorn! Ckckckckckck.. Si Renard hanya bisa menebar senyum sok manisnya saja. Sesaat setelah kami duduk, lampu bioskop mulai dipadamkan. Masih cukup banyak orang yang berlalu lalang memasuki bioskop. Si pelayan XXI Cafe pun datang silih berganti mengantarkan pesanan. Sekilas, saya melihat ada mbak cafe yang berjalan ke lorong bangku saya. Tidak disangka-sangka dia berhenti di tempat saya dan menyerahkan sekotak nachos kepada saya. Saya berpikir, salah orang kali, tapi setelah saya melihat wajah Renard, saya tahu ini kerjaan dia! Saya dan Dewi hanya bisa berpasrah, teman kami yang satu ini benar-benar sarap! Dipikirnya perut kami, perut karet kali, bisa masuk apa aja. Yang biasanya saya suka makan popcorn bioskop, kali ini harus makan dengan terpaksa. Renard oh Renard,, untung dirimu hanya satu di dunia ^^

Beda Tipis antara Genre Komedi dan Action

Kalian semua pasti tahu kan film IP Man 2 yang sekarang lagi diputar di bioskop-bioskop? Bagi yang belum pernah nonton, pasti sudah bisa menebak, lewat posternya, bahwa film ini bergenre action. Namun, berbeda bagi saya dan kedua teman saya, Dewi dan Renard, yang menonton film ini.
Kami duduk dalam satu deret (seharusnya berisi 4 orang tapi mungkin orang yang beli tahu kalau kami bertiga bakal ngerusuh jadi gak akan niat buat milih kursi di sebelah kami), si Renard yang notabene cowok sendirian, ditempatkan di tengah-tengah antara saya dan Dewi. Dialah sang tim perusuh utama. Di mulai dengan gangguin si Dewi dengan ngumpetin sepatunya. Lalu sepanjang film, si Renard mengomentarin setiap adegan dalam film. Mulai dari menyamakan tokohnya dengan salah satu teman kami hingga mengikuti gerakan-gerakan silatnya. Bahkan saat adegan sedih pun, dia malah mengajak saya dan Dewi untuk tertawa. Ada-ada saja dirinya.
Kesimpulan saya dan Dewi setelah menonton film itu adalah IP Man jadi bergenre komedi karena Renard membuat "film" dengan versinya sendiri di bioskop. Untung saja teman saya yang begitu hanya satu. Kalau ada 10, bisa mati gaya saya,, ckckckck.. :)

Kamis, 13 Mei 2010

Untung atau Buntung???

Bing beng bang
Yok kita ke bank
Bang bing bung
Yok kita nabung
Tang ting tung hey (jangan dihitung)

Tau tau kita nanti dapat untung


Masih inget gak sih sama lagu ini? Lagu yang diciptain sama Titik Puspa ini dipopulerin sama Saskia dan Geovanni pada tahun 1990-an.
Hayo, di zaman sekarang ini, siapa yang gak punya tabungan? Entah di celengan maupun di bank. Pasti hampir semua orang punya tabungan, kan?!
Saya sendiri, punya tabungan, tapi gak dicelengan, hanya dikumpulin saja dan diletakkan disuatu tempat. Hingga lulus SMA, saya tidak ingin sama sekali punya tabungan di bank. Namun, karena suatu hal, saya diharuskan punya tabungan sendiri deh. Mau tidak mau saya membuka tabungan di salah satu bank yang cukup ternama (hingga sekarang bank itu masih berdiri dan terkenal dengan antriannya, haah...). Setelah beberapa lama mempunyai tabungan di bank, dihitung-hitung malah jadi rugi. Yah, buat seorang mahasiswi seperti saya, uang yang ada di bank itu tidak berlimpah ruah hingga puluhan juta Rupiah, seadanya saja lah, yang penting cukup buat memenuhi kehidupan sehari-hari.
Dengan biaya administrasi Rp 10.000,- per bulan, tabungan saya terus terpotong, bunga kadang dapat, kadang tidak, tergantung apakah tabungan saya memenuhi syarat mendapatkan bunga bank. Setelah buku tabungan dicetak, jadi terlihat bahwa menabung di bank buat saya tidak menguntungkan, namun karena tuntutan zaman, mau tidak mau yah tetaplah tabungan di bank itu harus ada. Saya memang tidak tahu bagaimana sistem untuk tabungan dengan nominal yang tinggi (sekitar Rp 50juta ke atas), tapi saya rasa untuk orang-orang yang punya uang sebanyak itu di bank, dia tidak mendapat kerugian seperti saya, yang ada mereka selalu untung karena selalu mendapat bunga bank. Kalau sudah begini, yang kaya semakin menjadi kaya, yang pas-pasan ya bisa merugi atau tetap pas-pasan. Bagaimana negeri ini mau maju?!